Sabtu, 28 November 2015

cerpen my prince from seoul karya Yuriska Adelya

MEMPRODUKSI TEKS CERPEN
MEMENUHI TUGAS B.INDONESIA

Disusun oleh






Yuriska Adelya
XI MIPA 2


Guru pembimbing
Riny Ermalia Asmery , S.Pd

MY PRINCE FROM SEOUL
Oleh : Yuriska Adelya

Dringggggggg…..
Alarm berbentuk sepeda itu membangunkan ku dari mimpi indahku bersama pangeran tampan itu. Matahari menyinari kamarku yang bersimbah kertas sana-sini, karena ujian yang sudah melandaku membuatku kebingungan untuk memilih universitas yang bagus di Indonesia.
Nilai yang sangat memuaskan menjadikanku sebagai siswa yang lulus dengan nilai terbaik, mengantarkan ku ke gerbang universitas terbaik di Indonesia. Terlihat dengan jelas senyum kebahagiaan yang terpancar dari wajah kedua orang tuaku. Mendapati nilai yang sangat bagus, kedua orangtua ku memberiku liburan ke luar negeri. Pilihan ku tertuju untuk ke Seoul, negri yang terkenal dengan gingseng dan juga termasuk negara 4 musim di Asia.
Kumulai perjalananku dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Inchone, perjalanan yang memakan waktu 6 jam membuatku sedikit bosan berada dipesawat. Melihat pramugari yang senantiasa menanyakan kebutuhanku, membuatku teringat akan cita-citaku saat masih kecil. 6 jam pun terlewat dengan sebentar, mendapati pesawat dengan landing yang sempurna. Kulihat jam ku menunjukkan sudah pukul 8 pagi.Kebingungan mulai menerpaku, perut mulai bernyayi minta makan. Terpusat mataku kearah café yang dekat dengan bandara, untungnya dulu aku seorang kpopers dan bisa sedikit berbahasa korea. Saat ingin menyebrang dompetku terjatuh ditengah jalan dan saat itu pula lampu lalu lintas menandakan lampu hijau, klakson mobil dan motor mulai berteriak ditelingaku  kakiku terpaku seakan tak bisa bergerak. Entah apa yang terjadi seseorang datang dan menyelamatkan ku.
“neo gwenchanha ?” suara yang berat itu terdengar sedang berbicara kepadaku. Dengan perlahan kubuka mataku, terlihat seseorang yang tak asing.
“na gwenchanhaseyo, gomawoso “ dengan gugup kujawab ucapannya. “hampir aja aku mati” membelakanginya dan bicara sendiri.
“tunggu, kamu dari indonesia ?” ucapnya dengan sedikit terbata-bata.
Komunikasi kami mulai nyambung kekita betapa beruntungnya aku bertemu orang korea yang bisa berbahasa Indonesia. Dia membantuku mencari tempat makan yang enak, terlihat dia orang sangat baik. Toppoki makanan itu sering aku lihat di serial drama korea dan saat ini pertama kalinya aku merasakan rasa toppoki, suapanku terhenti ketika dia mulai menanyai namaku.
“Aku lee jong suk panggil saja jong suk , kamu? “ ucapnya dengan sopan dan menjulurkan tangannya kearahku.
“aku sica, Jessica adelya. Kamu bisa belajar bahasa Indonesia dari mana?” dengan keponya kumulai bertanya.
“saya les bahasa Indonesia” jawabnya dengan agak kaku.
Perutku sudah tidak keroncongan lagi, dia juga membantu ku mencari tempat penginapan. Entah kenapa jong suk begitu baik kepadaku, seakan dia tidak bisa hilang dari pikiranku. Senja mulai berubah menjadi malam dan aku hanya berdiam di hotel, bel kamarku berbunyi tak disangka jong suk datang.
“annyeong sica” sambil membungkuk sedikit.
“annyeong jong suk, kamu ngapain kesini?” jawabku kaku.
“kamu sudah makan ?” tanyanya seperti tahu bahwa aku belum makan.
Kami berjalan menelusuri malam yang dingin dan menikmati pemandangan yang indah disepanjang jalan, jong suk menarik tanganku kesebuah restoran samgyetang. Dia menatapku dengan tajam dan itu membuatku sangat canggung, tangannya mendekati tepi bibirku mengusap sebutir pap. Aku mulai canggung dihadapannya dan aku semakin canggung saat dia melemparkan senyumnya yang manis. Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan malam kami di sekitar seoul. Jong suk mulai menceritakan tentang dilarangnya bagi pelajar untuk belajar lewat dari jam 10 malam apabila ketauan akan ditangkap, banyaknya pelajar yang bunuh diri karena depresi akibat sekolah 15 jam perhari dan banyaknya orang yang tidak percaya diri karena mata yang terlalu kecil atau rahang wajah yang terlalu besar dan memilih jalan alternative yaitu operasi plastik. Jong suk juga menawarkanku untuk pergi ke pulau jeju, pulau yang dikenal dengan pulau romantic dan terindah dikorea. Karena ini pertama kalinya untukku keseoul dan aku juga penasaran dengan pulau jeju aku pun menerima tawaran emas itu.
Ransel mungil dan camera menemani perjalanan ku ke pulau jeju bersam jong suk, jong suk tidak pernah mau jika aku yang membayar ongkos perjalanan kami. Aku dan jong suk memilih untuk naik kapal di banding pesawat karna ingin merasakan angin laut yang segar, perjalanan kami menempuh waktu 13 jam selama perjalanan itu jong suk mengajariku bahasa korea dan cerita menarik tantang pulau jeju. Kami memiliki selera yang sama dibidang membaca yaitu membaca kisah kuno, waktu berlalu dangan sendirinya, tak terasa 13 jam serasa 1 jam saat bersama jong suk. Sesampai disana semua serasa bebas dan membuatku nyaman tinggal disana. Jong suk memesankan ku kamar untuk bermalam disini, jong suk mengajakku ketepi pantai dan makan disana. Jong suk mulai menatapku lagi seperti saat direstoran, aku mulai gugup dan makin gugup saat dia memegang kedua tanganku yang sedang memegang sujeo.
“dangsineul saranghaeyo sica ya” ucapnya dengan mata penuh perasaan dan membuatku mulai bingung untuk menjawabnya. Dengan senyum kecilku aku menganggukkan nya karena aku juga  merasa nyaman bersamanya, pantai itu adalah saksi bisu terjalinnya kisah aku dan jong suk.
Matahari pagi yang hangat membangunkanku dan tak lama bel kamarku berbunyi dan itu adalah jong suk. Jong suk mengajakku ke tempat bersejarah disana dan tempat romantic disana, jong suk juga melihatkan foto-foto keluarganya dan saat dia ingin membeli minuman aku melihat-lihat semua fotonya terlihat ada beberapa foto dimana jongsuk sedang di opname tapi itu tidak membuatku berfikir yang aneh-aneh , disana kami juga membeli souvenir couple berbentuk boneka untuk gantungan handphone. Tak terasa senja mulai pulang dan malam pun datang, kami kembali pulang ke seoul dan meninggalkan tempat yang paling bersejarah untuk aku dan jong suk. Dalam perjalanan pulang ada yang ganjal pada jong suk dia selalu merasa kesakitan, tapi itu tidak membuatku curiga.
Beberapa hari setelah pulang dari jeju aku mulai curiga dengan jong suk, dia mulai gak pernah nemuin aku, gak pernah balas chat atau line aku seakan dia telah ditelan bumi dan itu membuatku berniat untuk kerumahnya karena hari ini adalah hari aku untuk pulang ke Indonesia. Sesampai disana terlihat orang tua jong suk membuka pintu seakan mereka telah lama mengenalku, dengan sapaan hangat ibunda jong suk mengajakku masuk kerumah. Tanpa pikir panjang aku menyakan dimana jong suk dan apa kabarnya, tetapi ibunya hanya menunduk diam seribu bahasa. Aku mencoba untuk menelponnya tapi tak bisa dan aku mulai merasa takut akan keadaan jong suk, ibunda jong suk yang melihatku seperti orang yang gak karuan membawa ku pergi dari rumahnya. Entah ini benar atau tidak ibu jong suk membawaku kerumah sakit, saat itu juga perasaanku gak enak. Terlihat dari luar ruangan ICU terbaring jong suk dalam keadaan koma dengan wajah yang pucat, saat itu tanpa disadari air mataku turun tanpa henti. Ibunda jong suk pun menenangkan ku dan menceritakan tentang jong suk bahwa jong suk memiliki kanker hati stadium akhir dan dia ingin hari-hari terakhirnya indah bersamaku tanpa aku harus tahu penyakitnya.
Tak lama terdengar kode biru dari ruang ICU, para dokter dan suster berlari ke ruang ICU. Terlihat dari kaca ruangan, computer penanda denyut jantung jong suk hanya garis lurus saja. Mulai terasa aneh dan tidak percaya bahwa jong suk telah pergi meninggalkanku, air mata mengalir dari pipi ibunda Jong suk. Tak lama ibu Jong suk memberikan ku sebuah amplop dan dia ingin aku membukanya saat sudah sampai di Jakarta.
3 hari kemudian di jakarta
Semenjak kepergian Jong suk, hidupku mulai hambar seperti sayur tanpa garam. Dan sekarang aku mulai memberanikan diri untuk membuka amplop yang diberikan ibu Jong suk saat di rumah sakit. Di amplop tersebut terdapat sebuah surat dan beberapa foto aku bersamanya saat di Pulau Jeju dan makin membuat aku rindu akan Jong suk saat aku membaca surah yang Jong suk tulis untukku.

Dear sica,
            Saat pertama kali aku melihatmu, terpancar wajah yang sangat familiar dari wajahmu. Dulu aku pernah bermimpi bertemu seorang bidadari yang sekarang wajahnya tampak jelas ketika aku melihatmu. Saat kita di Pulau Jeju, aku merasa sangat senang saat aku bisa mengungkapkan semua isi hatiku untukmu. Na jeongmal saranghaeo, Pulau Jeju adalah tempat paling berkesan diingatanku bersamamu dan souvenir yang kita beli bersama akan menjadi kenangan terindah untukku. Maaf karena aku tidak pernah menceritakan tentang penyakitku, aku tidak ingin kisah cinta kita terhenti akibat kamu cemas dengan penyakitku. Tapi sekarang aku berada di dunia yang dimana aku selalu bisa melihatmu dimanapun kamu berada, kisah kita terukir permanen disini.. dihatiku. Don’t forget it.
Lee jong suk

Saranghae sica
Dan muncullah ingatanku tentang mimpiku dihari kelulusanku. Pangeranku tampak jelas dan ternyata  itu adalah jong suk, apakah ini jalan tuhan untuk mempertemukanku dengan pangeran mimpiku?. But thank god for having found me with my dream prince.








TAMAT
Keterangan bahasa :
Na jeongmal saranghaeyo : aku sangat mencintai mu
Neo gwenchanha : kamu tidak apa-apa
Na gwenchanha : aku tidak apa-apa
Gomawoso : terimakasih
Pap : nasi khas korea
Toppoki : kue beras pedas
Samgyetang : ayam hitam
Dangsineul saranghaeyo : aku jatuh cinta padamu















Cuap- cuap

Namaku Yuriska Adelya bisa dipanggil yuriska, ii, atau siyur. Lahir di Dumai 08 Agustus 1999. Hobiku membaca, menulis, membeli novel, travelling dan sekarang lagi hobi-hobinya belajar bahasa korea dan lagi nabung untuk travelling keliling korea selatan. Ini adalah cerpen ke 4 yang pernah aku buat dan aku juga membuat sebuah novel yang sekarang lagi di tengah perjalanan.
Membuat cerpen tidak mudah, butuh konsentrasi yang tinggi dan tingkat ketelitian untuk setiap kosakata yang di tulis. Dalam membuat karya prosa kita membutuhkan imajinasi yang tinggi, dan  judul-judul cerpen yang pernah aku buat bertemakan kisah remaja dan kisah cinta. Dan semua pemeran dalam cerpenku, aku ambil dari nama actor atau aktris korea favoritku.
Aku mulai suka menulis karangan, sejak mengenal seorang penulis scenario yang karyanya selalu bangkit ke layar lebar yaitu Haqi Ahmad dan juga seorang penulis kakak beradik yang hampir semua novelnya diangkat menjadi film yaitu Agnes dan Davonar. Merekalah inspirasiku dalam menulis karangan.

SEKIAN CUAP-CUAP DARI SAYA
ANNYEONG CHINGU-YAH



mengubah teks cerpen menjadi drama karya YURISKA ADELYA

MENGUBAH TEKS CERPEN MENJADI DRAMA
MEMENUHI TUGAS B.INDONESIA

Disusun oleh






Yuriska Adelya
XI MIPA 2

Guru pembimbing

Riny Ermalia Asmery , S.Pd






Dringgggg….
                Alarm berbentuk sepeda itu membangunkanku dari mimpi indahku bersama pangeran tampan itu. matahari menyinari kamaraku yang bersimbah kertas sana-sini, , karena ujian yang sudah melandaku membuatku kebingungan untuk memilih universitas yang bagus di Indonesia. Nilai yang sangat memuaskan menjadikanku sebagai siswa yang lulus dengan nilai terbaik.
Ayah Sica : ka.. sini sebentar.
Sica : iya pa, kenapa ?
Ayah Sica : kamu itu anak papa satu-satunya, kamu pintar, anak yang penurut.
Sica : papa bisa aja.
Ayah : papa dan mama akan memberi kamu hadiah liburan ke luar negeri.
Sica : serius pa. liburan kemana pa?
Ayah : Negara yang selama ini kamu impikan.
Sica : ini serius kan pa? Jessica ke Seoul.
Ayah : iya, visa dan tiketnya sudah papa sediain.
Sica : kapan berangkatnya pa?
Ayah : besok.
Keesokan harinya..
perjalanan yang memakan waktu 6 jam membuatku sedikit bosan berada dipesawat.
Pramugari : adakan yang bisa saya bantu?
Sica : tidak. Terima kasih
6 jam pun terlewat dengan sebentar, mendapati pesawat dengan landing yang sempurna.
Sica : aduhh laper, dimana ya café terdekat disini. (sambil melihat-lihat) nah.. itu dia.
 Saat ingin menyebrang dompetku terjatuh ditengah jalan dan saat itu pula lampu lalu lintas menandakan lampu hijau, klakson mobil dan motor mulai berteriak ditelingaku  kakiku terpaku seakan tak bisa bergerak. Entah apa yang terjadi seseorang datang dan menyelamatkan ku.
Jong suk : neo gwenchanha ?
Sica : na gwenchanhasaeyo, gomawoso. (berbisik) hamper aku mati.
Jong suk : tunggu, kamu dari Indonesia ?
Sica : iya.
Jong suk : kamu mau kemana ?
Sica : mau ke café itu.
Jong suk : oh sama. Aku juga mau kesana, kita barengan aja.
Sica : oh gitu, ya udah deh.
                                                                        Di kafe..
Jong suk : aku lee jong suk panggil saja jong suk. Kamu ?
Sica : aku sica, Jessica adelya. Kamu bisa bahasa Indonesia dari mana ?
Jong suk : aku les bahasa Indonesia.
Sica : ooh gitu.
Jong suk : habis ini kamu mau kemana ?
Sica : gak tau nih mau nyari penginapan dimana ?
Jong suk : mau aku bantu cariin.
Sica : apa gak nyusahin nih.
Jong suk : gak kok.
Sesampainya dihotel..
Jong suk : ini hotelnya.
Sica : kamsahamnida lee jong suk shi.
Jong suk : gwenchanha.
Malam..
Sica : boring.. kenapa sih kalau gak ada mama papa liburan jasi sepi gini.
Bel kamar berbunyi..
Jong suk : annyeong sica.
Sica : annyeonghaseyo . kamu ngapain kesini ?
Jong suk : kamu udah makan ?
Sica : belum nih.
Jong suk : makan yuk.
Sica : dimana ?
Jong suk : liat aja nanti.
Sica : yaudah deh, kajja.
Jong suk : kamu kesini liburan?
Sica : iya. Ini hadiah dari orangtua ku.
Jong suk : kamu ulang tahun?
Sica : enggak. Aku baru lulus SMA jadi aku dikasih hadiah ini.
Jong suk : ooh gitu.
Sica : disini pemandangannya indah banget ya.
Jong suk : kamu suka ?
Sica : banget.
Jong suk : ohh gitu. Kita udah sampai nih.
Di restoran tiba-tiba tangannya mendekati tepi bibirku mengusap sebutir pap.
Jong suk : kamu makannya celemotan ya.
Sica : masa sih. Gomawo
Jong suk : udah makannya ?
Sica : udah nih.
Jong suk : mau jalan-jalan sebentar ?
Sica : boleh juga.
Jong suk : mau kemana nih?
Sica : terserah kamu aja.
Sica : ceritaiin dong, seperti apa orang orea itu.
Jong suk : oke yang pertama pelajar disini dilarang belajar lewat dari jam 10 malam, kedua disini itu banyak pelajar bunuh diri karna depresi akibat sekolah 15 jam perhari dan yang ketiga banyaknya orang yang tidak percaya diri karena mata yang terlalu kecil atau rahang wajah yang terlalu besar dan memilih jalan alternative yaitu operasi plastik.
Sica : bentar deh.. kan disini itu banayk pelajar yang bunuh diri karna depresi. Kamu gak depresi apa, sekolah sampai 15 jam perhari.
Jong suk : untungnya sih enggak.
Sica : kamu kuat ya. Aku aja gak bisa ngebayangin rasanya.
Jong suk : kamu mau ke Pulau Jeju sama aku ?
Sica : apa ? kamu ngajak aku ? kamu serius ?’
Jong suk : iya aku serius. Kamu mau ?
Sica : mau banget.
Jong suk : oke kita berangkat besok. Aku jemput kamu di hotel.
Sica : oke
Ransel mungil dan camera menemani perjalanan ku ke pulau jeju bersam jong suk, jong suk tidak pernah mau jika aku yang membayar ongkos perjalanan kami.
Sica : makasih banget loh. Kamu udah ngajakin aku dan bayarin ongkos aku.
Jong suk : gak papa kok.
Sica : keiistimewaan Pulau Jeju itu apa sih ? kok banyak drama korea yang mengambil tempat di Jeju.
Jong suk : disini itu pemandangan pantainya bagus banget dan disini banyak kisah kuno yang menarik.
Sica : kamu suka kisah kuno ya ? kita sama dong
Jong suk : kamu juga suka ?
Sica : aku suka banget
13 jam kemudian
Jong suk : kita udah sampai nih..
Sica : gak terasa ya udah 13 jam berlalu
Jong suk : iya
Sica : kita nginap dimana nih. Udah malem
Jong suk : tenang aja, aku udah booking tempatnya
Sica: ooh, makasih loh
Jong suk : kamu gak bosan apa bilang terima kasih terus. Gak papa kali
Sica : yakan kita belum terlalu kenal satu sama lain, kamu udah baik banget sama aku.
Jong suk : ya udah deh. Kamu laperkan ? kita makan yuk
Sica : yuk. Tapi kali ini aku yang bayarin makanannya. Gak boleh nolak
Jong suk : iya iya
Di Restoran..
Sica : (jong suk memandang sica) kamu kok ngeliatin aku terus. Aku jadi canggung nih
Jong suk : dangsineul saranhaeyo sica shi
Sica: mwo ?
Jong suk : saranghae
Sica : kamu gak bercandakan ?
Jong suk : aku serius sica, kamu mau gak jadi pacar aku ?
Sica : karena sejak pertama ngeliat kamu aku nyaman sama kamu, Jawaban aku nado saranghaeyo

Malam berlalu pantai menjadi saksi bisu kisahku dan jong suk dimulai.. Paginya
Jong suk : (membunyikan bel kamar)
Sica : annyeonghaseyo jong suk shi (membuka pintu)
Jongsuk : annyeong. Yuk kita jalan-jalan
Sica : oke.
Di jalan…
Jongsuk : kita mau kemana nih?
Sica : terserah kamu aja.
Jong suk : kita ke toko souvenir aja gimana ?
Sica : oke
Jong suk : kamu mau liat foto-foto keluarga aku.
Sica : mau mau
Jong suk : (memberikan hp nya) kamu pegang hp aku ya. Aku mau beli minuman untuk kita
Sica : iya.
Melihat isi galeri di hp jong suk
Sica : cantik juga ibu jong suk, pantesan dia tampan. (terkejut) loh kok dia di rawat di rumah sakit. Apa dia sakit ?
Jong suk : hei..
Sica : ihh kamu nih ngagetin aja
Jong suk : kamu kok bengong dari tadi aku liatin
Sica : gak kok, aku gak bengong
Jong suk : ya udah deh. Nih minumannya
Sica : kamsahamnida
Jong suk : kita lanjut ke tok souvenir
Di took..
Sica : wow bagus banget barang-barangnya
Jong suk : kamu mau yang mana ?
Sica : aku mau yang couple, untuk kita.
Jong suk : yang gimana ?
Sica : gantungan hp. Yang merah untuk aku yang biru untuk kamu
Jong suk : bagus kayaknya
Sica : kamu suka ?
Jong suk : aku suka.
Sica : jeongmalyo
Jong suk : ne uri yeobo (sambil nyubitin pipi sica). Oh ya udah mau larut nih, kita harus balik ke Seoul
Sica : ooh ya. ayuk
Di kapal..
Jong suk : awwh (merintih kesakitan)
Sica : kamu kenapa ?
Jong suk : gak papa kok, cuma sakit perut biasa
Sica : serius cuma sakit perut biasa ? kamu gak bohong kan ?
Jong suk : serius. Aku gak bohong
Sica : mau aku ambilin obat.
Jong suk : Cuma sakit perut biasa kok, gak perlu minum obat.
Sica : serius nih
Jong suk : iya serius
Sica : ya udah istirahat gih.
Beberapa hari setelah pulang dari jeju aku mulai curiga dengan jong suk, dia mulai gak pernah nemuin aku, gak pernah balas chat atau line aku seakan dia telah ditelan bumi dan itu membuatku berniat untuk kerumahnya karena hari ini adalah hari aku untuk pulang ke Indonesia
Sica : annyeonghaseyo
Ibu : ne. sica ya, ayo masuk
Sica : dimana jong suk eommoni? Kenapa hpnya tidak aktif ?
Ibu : ayo ikut ibu.
Sica : kemana ?
Ibu : disana nanti ibu jelasin semuanya
Entah ini benar atau tidak ibu jong suk membawaku kerumah sakit, saat itu juga perasaanku gak enak.
Sica : kenapa ibu membawaku kesini ?
Ibu : kamu lihat saja nanti.
 Terlihat dari luar ruangan ICU terbaring jong suk dalam keadaan koma dengan wajah yang pucat
Sica : jong suk kenapa? Kok dia disana ?
Ibu : dia jong suk memiliki kanker hati stadium akhir
Sica : kenapa dia tidak pernah memberitahu aku tentang penyakitnya ?
Ibu : karena dia ingin hari-hari terakhirnya indah bersamamu sica. Dia ingin ibu memberikan ini padamu
Sica : apa ini ?
Ibu : kamu akan tahu saat kamu membukanya. Tapi dia ingin kamu membukanya saat sudah di Indonesia
Tak lama terdengar kode biru dari ruang ICU, para dokter dan suster berlari ke ruang ICU. Terlihat dari kaca ruangan, computer penanda denyut jantung jong suk hanya garis lurus saja. Mulai terasa aneh dan tidak percaya bahwa jong suk telah pergi meninggalkanku, air mata mengalir dari pipi ibunda Jong suk.
3 hari kemudian di jakarta
Semenjak kepergian Jong suk, hidupku mulai hambar seperti sayur tanpa garam. Dan sekarang aku mulai memberanikan diri untuk membuka amplop yang diberikan ibu Jong suk saat di rumah sakit
Sica : ternyata ini yang ingin kamu berikan padaku jong suk shi, kenangan kita di Jeju di tempat yang paling bersejarah untuk kita.
Isi suratnya :
Dear sica,
            Saat pertama kali aku melihatmu, terpancar wajah yang sangat familiar dari wajahmu. Dulu aku pernah bermimpi bertemu seorang bidadari yang sekarang wajahnya tampak jelas ketika aku melihatmu. Saat kita di Pulau Jeju, aku merasa sangat senang saat aku bisa mengungkapkan semua isi hatiku untukmu. Na jeongmal saranghaeo, Pulau Jeju adalah tempat paling berkesan diingatanku bersamamu dan souvenir yang kita beli bersama akan menjadi kenangan terindah untukku. Maaf karena aku tidak pernah menceritakan tentang penyakitku, aku tidak ingin kisah cinta kita terhenti akibat kamu cemas dengan penyakitku. Tapi sekarang aku berada di dunia yang dimana aku selalu bisa melihatmu dimanapun kamu berada, kisah kita terukir permanen disini.. dihatiku. Don’t forget it.
Lee jong suk

Saranghae sica
Sica : kenapa ini. Kenapa pangeran dimimpi aku tampak jelas sekarang. Itu kamu jong suk
          Apakah ini emang jalan cintaku. But thank god for having found me with my dream
           Prince.





Keterangan bahasa :
Na jeongmal saranghaeyo : aku sangat mencintai mu
Neo gwenchanha : kamu tidak apa-apa
Na gwenchanha : aku tidak apa-apa
Gomawoso : terimakasih
Pap : nasi khas korea
Eommoni : ibu
Dangsineul saranghaeyo : aku jatuh cinta padam
Ne : iya
Jeongmalyo : sungguh
Uri yeobo : sayangku
kamsahamnida : terimakasih