junghyojin
Jumat, 16 Maret 2018
Sabtu, 28 November 2015
cerpen my prince from seoul karya Yuriska Adelya
MEMPRODUKSI
TEKS CERPEN
MEMENUHI
TUGAS B.INDONESIA
Disusun
oleh
Yuriska
Adelya
XI
MIPA 2
Guru
pembimbing
Riny
Ermalia Asmery , S.Pd
MY
PRINCE FROM SEOUL
Oleh
: Yuriska Adelya
Dringggggggg…..
Alarm berbentuk sepeda itu membangunkan ku dari mimpi indahku
bersama pangeran tampan itu. Matahari menyinari kamarku yang bersimbah kertas
sana-sini, karena ujian yang sudah melandaku membuatku kebingungan untuk
memilih universitas yang bagus di Indonesia.
Nilai yang sangat memuaskan menjadikanku sebagai siswa yang
lulus dengan nilai terbaik, mengantarkan ku ke gerbang universitas terbaik di
Indonesia. Terlihat dengan jelas senyum kebahagiaan yang terpancar dari wajah
kedua orang tuaku. Mendapati nilai yang sangat bagus, kedua orangtua ku
memberiku liburan ke luar negeri. Pilihan ku tertuju untuk ke Seoul, negri yang
terkenal dengan gingseng dan juga termasuk negara 4 musim di Asia.
Kumulai perjalananku dari bandara Soekarno Hatta menuju
bandara Inchone, perjalanan yang memakan waktu 6 jam membuatku sedikit bosan
berada dipesawat. Melihat pramugari yang senantiasa menanyakan kebutuhanku,
membuatku teringat akan cita-citaku saat masih kecil. 6 jam pun terlewat dengan
sebentar, mendapati pesawat dengan landing yang sempurna. Kulihat jam ku
menunjukkan sudah pukul 8 pagi.Kebingungan mulai menerpaku, perut mulai
bernyayi minta makan. Terpusat mataku kearah café yang dekat dengan bandara,
untungnya dulu aku seorang kpopers dan bisa sedikit berbahasa korea. Saat ingin
menyebrang dompetku terjatuh ditengah jalan dan saat itu pula lampu lalu lintas
menandakan lampu hijau, klakson mobil dan motor mulai berteriak
ditelingaku kakiku terpaku seakan tak
bisa bergerak. Entah apa yang terjadi seseorang datang dan menyelamatkan ku.
“neo
gwenchanha ?” suara yang berat itu terdengar sedang berbicara kepadaku. Dengan
perlahan kubuka mataku, terlihat seseorang yang tak asing.
“na
gwenchanhaseyo, gomawoso “ dengan gugup kujawab ucapannya. “hampir aja aku
mati” membelakanginya dan bicara sendiri.
“tunggu,
kamu dari indonesia ?” ucapnya dengan sedikit terbata-bata.
Komunikasi kami mulai nyambung kekita betapa beruntungnya aku
bertemu orang korea yang bisa berbahasa Indonesia. Dia membantuku mencari
tempat makan yang enak, terlihat dia orang sangat baik. Toppoki makanan itu sering aku lihat di serial drama korea dan saat
ini pertama kalinya aku merasakan rasa toppoki,
suapanku terhenti ketika dia mulai menanyai namaku.
“Aku lee
jong suk panggil saja jong suk , kamu? “ ucapnya dengan sopan dan menjulurkan
tangannya kearahku.
“aku sica,
Jessica adelya. Kamu bisa belajar bahasa Indonesia dari mana?” dengan keponya
kumulai bertanya.
“saya les
bahasa Indonesia” jawabnya dengan agak kaku.
Perutku sudah tidak keroncongan lagi, dia juga membantu ku
mencari tempat penginapan. Entah kenapa jong suk begitu baik kepadaku, seakan
dia tidak bisa hilang dari pikiranku. Senja mulai berubah menjadi malam dan aku
hanya berdiam di hotel, bel kamarku berbunyi tak disangka jong suk datang.
“annyeong
sica” sambil membungkuk sedikit.
“annyeong
jong suk, kamu ngapain kesini?” jawabku kaku.
“kamu sudah
makan ?” tanyanya seperti tahu bahwa aku belum makan.
Kami berjalan menelusuri malam yang dingin dan menikmati
pemandangan yang indah disepanjang jalan, jong suk menarik tanganku kesebuah
restoran samgyetang. Dia menatapku
dengan tajam dan itu membuatku sangat canggung, tangannya mendekati tepi
bibirku mengusap sebutir pap. Aku
mulai canggung dihadapannya dan aku semakin canggung saat dia melemparkan
senyumnya yang manis. Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan malam kami di
sekitar seoul. Jong suk mulai menceritakan tentang dilarangnya bagi pelajar
untuk belajar lewat dari jam 10 malam apabila ketauan akan ditangkap, banyaknya
pelajar yang bunuh diri karena depresi akibat sekolah 15 jam perhari dan
banyaknya orang yang tidak percaya diri karena mata yang terlalu kecil atau
rahang wajah yang terlalu besar dan memilih jalan alternative yaitu operasi
plastik. Jong suk juga menawarkanku untuk pergi ke pulau jeju, pulau yang
dikenal dengan pulau romantic dan terindah dikorea. Karena ini pertama kalinya
untukku keseoul dan aku juga penasaran dengan pulau jeju aku pun menerima
tawaran emas itu.
Ransel mungil dan camera menemani perjalanan ku ke pulau jeju
bersam jong suk, jong suk tidak pernah mau jika aku yang membayar ongkos
perjalanan kami. Aku dan jong suk memilih untuk naik kapal di banding pesawat
karna ingin merasakan angin laut yang segar, perjalanan kami menempuh waktu 13
jam selama perjalanan itu jong suk mengajariku bahasa korea dan cerita menarik
tantang pulau jeju. Kami memiliki selera yang sama dibidang membaca yaitu
membaca kisah kuno, waktu berlalu dangan sendirinya, tak terasa 13 jam serasa 1
jam saat bersama jong suk. Sesampai disana semua serasa bebas dan membuatku
nyaman tinggal disana. Jong suk memesankan ku kamar untuk bermalam disini, jong
suk mengajakku ketepi pantai dan makan disana. Jong suk mulai menatapku lagi
seperti saat direstoran, aku mulai gugup dan makin gugup saat dia memegang
kedua tanganku yang sedang memegang sujeo.
“dangsineul
saranghaeyo sica ya” ucapnya dengan mata penuh perasaan dan membuatku mulai
bingung untuk menjawabnya. Dengan senyum kecilku aku menganggukkan nya karena
aku juga merasa nyaman bersamanya,
pantai itu adalah saksi bisu terjalinnya kisah aku dan jong suk.
Matahari pagi yang hangat membangunkanku dan tak lama bel
kamarku berbunyi dan itu adalah jong suk. Jong suk mengajakku ke tempat
bersejarah disana dan tempat romantic disana, jong suk juga melihatkan
foto-foto keluarganya dan saat dia ingin membeli minuman aku melihat-lihat
semua fotonya terlihat ada beberapa foto dimana jongsuk sedang di opname tapi
itu tidak membuatku berfikir yang aneh-aneh , disana kami juga membeli souvenir
couple berbentuk boneka untuk gantungan handphone. Tak terasa senja mulai
pulang dan malam pun datang, kami kembali pulang ke seoul dan meninggalkan
tempat yang paling bersejarah untuk aku dan jong suk. Dalam perjalanan pulang
ada yang ganjal pada jong suk dia selalu merasa kesakitan, tapi itu tidak
membuatku curiga.
Beberapa hari setelah pulang dari jeju aku mulai curiga
dengan jong suk, dia mulai gak pernah nemuin aku, gak pernah balas chat atau
line aku seakan dia telah ditelan bumi dan itu membuatku berniat untuk
kerumahnya karena hari ini adalah hari aku untuk pulang ke Indonesia. Sesampai
disana terlihat orang tua jong suk membuka pintu seakan mereka telah lama
mengenalku, dengan sapaan hangat ibunda jong suk mengajakku masuk kerumah.
Tanpa pikir panjang aku menyakan dimana jong suk dan apa kabarnya, tetapi
ibunya hanya menunduk diam seribu bahasa. Aku mencoba untuk menelponnya tapi
tak bisa dan aku mulai merasa takut akan keadaan jong suk, ibunda jong suk yang
melihatku seperti orang yang gak karuan membawa ku pergi dari rumahnya. Entah
ini benar atau tidak ibu jong suk membawaku kerumah sakit, saat itu juga
perasaanku gak enak. Terlihat dari luar ruangan ICU terbaring jong suk dalam
keadaan koma dengan wajah yang pucat, saat itu tanpa disadari air mataku turun
tanpa henti. Ibunda jong suk pun menenangkan ku dan menceritakan tentang jong
suk bahwa jong suk memiliki kanker hati stadium akhir dan dia ingin hari-hari
terakhirnya indah bersamaku tanpa aku harus tahu penyakitnya.
Tak lama
terdengar kode biru dari ruang ICU, para dokter dan suster berlari ke ruang
ICU. Terlihat dari kaca ruangan, computer penanda denyut jantung jong suk hanya
garis lurus saja. Mulai terasa aneh dan tidak percaya bahwa jong suk telah
pergi meninggalkanku, air mata mengalir dari pipi ibunda Jong suk. Tak lama ibu
Jong suk memberikan ku sebuah amplop dan dia ingin aku membukanya saat sudah
sampai di Jakarta.
3 hari kemudian di jakarta
Semenjak
kepergian Jong suk, hidupku mulai hambar seperti sayur tanpa garam. Dan
sekarang aku mulai memberanikan diri untuk membuka amplop yang diberikan ibu
Jong suk saat di rumah sakit. Di amplop tersebut terdapat sebuah surat dan
beberapa foto aku bersamanya saat di Pulau Jeju dan makin membuat aku rindu
akan Jong suk saat aku membaca surah yang Jong suk tulis untukku.
Dear sica,
Saat
pertama kali aku melihatmu, terpancar wajah yang sangat familiar dari wajahmu.
Dulu aku pernah bermimpi bertemu seorang bidadari yang sekarang wajahnya tampak
jelas ketika aku melihatmu. Saat kita di Pulau Jeju, aku merasa sangat senang
saat aku bisa mengungkapkan semua isi hatiku untukmu. Na jeongmal saranghaeo, Pulau Jeju adalah tempat paling berkesan
diingatanku bersamamu dan souvenir yang kita beli bersama akan menjadi kenangan
terindah untukku. Maaf karena aku tidak pernah menceritakan tentang penyakitku,
aku tidak ingin kisah cinta kita terhenti akibat kamu cemas dengan penyakitku.
Tapi sekarang aku berada di dunia yang dimana aku selalu bisa melihatmu
dimanapun kamu berada, kisah kita terukir permanen disini.. dihatiku. Don’t
forget it.
Lee jong suk
Saranghae sica
Dan muncullah ingatanku tentang mimpiku dihari kelulusanku. Pangeranku tampak jelas dan ternyata itu adalah jong suk, apakah ini jalan tuhan untuk mempertemukanku dengan pangeran mimpiku?. But thank god for having found me with my dream prince.
TAMAT
Keterangan
bahasa :
Na
jeongmal saranghaeyo : aku sangat mencintai mu
Neo
gwenchanha : kamu tidak apa-apa
Na
gwenchanha : aku tidak apa-apa
Gomawoso
: terimakasih
Pap
: nasi khas korea
Toppoki
: kue beras pedas
Samgyetang
: ayam hitam
Dangsineul
saranghaeyo : aku jatuh cinta padamu
Cuap-
cuap
Namaku Yuriska Adelya
bisa dipanggil yuriska, ii, atau siyur. Lahir di Dumai 08 Agustus 1999. Hobiku
membaca, menulis, membeli novel, travelling dan sekarang lagi hobi-hobinya
belajar bahasa korea dan lagi nabung untuk travelling keliling korea selatan.
Ini adalah cerpen ke 4 yang pernah aku buat dan aku juga membuat sebuah novel
yang sekarang lagi di tengah perjalanan.
Membuat cerpen tidak
mudah, butuh konsentrasi yang tinggi dan tingkat ketelitian untuk setiap
kosakata yang di tulis. Dalam membuat karya prosa kita membutuhkan imajinasi
yang tinggi, dan judul-judul cerpen yang
pernah aku buat bertemakan kisah remaja dan kisah cinta. Dan semua pemeran
dalam cerpenku, aku ambil dari nama actor atau aktris korea favoritku.
Aku mulai suka menulis
karangan, sejak mengenal seorang penulis scenario yang karyanya selalu bangkit
ke layar lebar yaitu Haqi Ahmad dan juga seorang penulis kakak beradik yang hampir
semua novelnya diangkat menjadi film yaitu Agnes dan Davonar. Merekalah
inspirasiku dalam menulis karangan.
SEKIAN
CUAP-CUAP DARI SAYA
ANNYEONG
CHINGU-YAH
mengubah teks cerpen menjadi drama karya YURISKA ADELYA
MENGUBAH TEKS CERPEN MENJADI DRAMA
MEMENUHI TUGAS B.INDONESIA
Disusun oleh
Yuriska Adelya
XI MIPA 2
Guru pembimbing
Riny Ermalia Asmery , S.Pd
Dringgggg….
Alarm
berbentuk sepeda itu membangunkanku dari mimpi indahku bersama pangeran tampan
itu. matahari menyinari kamaraku yang bersimbah kertas sana-sini, , karena ujian yang sudah melandaku
membuatku kebingungan untuk memilih universitas yang bagus di Indonesia. Nilai
yang sangat memuaskan menjadikanku sebagai siswa yang lulus dengan nilai terbaik.
Ayah Sica :
ka.. sini sebentar.
Sica : iya
pa, kenapa ?
Ayah Sica :
kamu itu anak papa satu-satunya, kamu pintar, anak yang penurut.
Sica : papa
bisa aja.
Ayah : papa
dan mama akan memberi kamu hadiah liburan ke luar negeri.
Sica :
serius pa. liburan kemana pa?
Ayah : Negara
yang selama ini kamu impikan.
Sica : ini
serius kan pa? Jessica ke Seoul.
Ayah : iya,
visa dan tiketnya sudah papa sediain.
Sica : kapan
berangkatnya pa?
Ayah :
besok.
Keesokan harinya..
perjalanan
yang memakan waktu 6 jam membuatku sedikit bosan berada dipesawat.
Pramugari :
adakan yang bisa saya bantu?
Sica :
tidak. Terima kasih
6 jam pun terlewat dengan sebentar, mendapati pesawat dengan
landing yang sempurna.
Sica : aduhh
laper, dimana ya café terdekat disini. (sambil melihat-lihat) nah.. itu dia.
Saat ingin menyebrang
dompetku terjatuh ditengah jalan dan saat itu pula lampu lalu lintas menandakan
lampu hijau, klakson mobil dan motor mulai berteriak ditelingaku kakiku terpaku seakan tak bisa bergerak.
Entah apa yang terjadi seseorang datang dan menyelamatkan ku.
Jong suk : neo gwenchanha ?
Sica : na gwenchanhasaeyo, gomawoso.
(berbisik) hamper aku mati.
Jong suk :
tunggu, kamu dari Indonesia ?
Sica : iya.
Jong suk :
kamu mau kemana ?
Sica : mau
ke café itu.
Jong suk :
oh sama. Aku juga mau kesana, kita barengan aja.
Sica : oh
gitu, ya udah deh.
Di
kafe..
Jong suk :
aku lee jong suk panggil saja jong suk. Kamu ?
Sica : aku
sica, Jessica adelya. Kamu bisa bahasa Indonesia dari mana ?
Jong suk :
aku les bahasa Indonesia.
Sica : ooh
gitu.
Jong suk :
habis ini kamu mau kemana ?
Sica : gak tau
nih mau nyari penginapan dimana ?
Jong suk :
mau aku bantu cariin.
Sica : apa
gak nyusahin nih.
Jong suk :
gak kok.
Sesampainya dihotel..
Jong suk :
ini hotelnya.
Sica : kamsahamnida lee jong suk shi.
Jong suk : gwenchanha.
Malam..
Sica :
boring.. kenapa sih kalau gak ada mama papa liburan jasi sepi gini.
Bel kamar berbunyi..
Jong suk : annyeong sica.
Sica : annyeonghaseyo . kamu ngapain kesini ?
Jong suk :
kamu udah makan ?
Sica : belum
nih.
Jong suk :
makan yuk.
Sica :
dimana ?
Jong suk :
liat aja nanti.
Sica :
yaudah deh, kajja.
Jong suk : kamu
kesini liburan?
Sica : iya.
Ini hadiah dari orangtua ku.
Jong suk :
kamu ulang tahun?
Sica :
enggak. Aku baru lulus SMA jadi aku dikasih hadiah ini.
Jong suk :
ooh gitu.
Sica :
disini pemandangannya indah banget ya.
Jong suk :
kamu suka ?
Sica :
banget.
Jong suk :
ohh gitu. Kita udah sampai nih.
Di restoran tiba-tiba tangannya mendekati tepi bibirku mengusap
sebutir pap.
Jong suk :
kamu makannya celemotan ya.
Sica : masa
sih. Gomawo
Jong suk :
udah makannya ?
Sica : udah
nih.
Jong suk :
mau jalan-jalan sebentar ?
Sica : boleh
juga.
Jong suk :
mau kemana nih?
Sica :
terserah kamu aja.
Sica : ceritaiin
dong, seperti apa orang orea itu.
Jong suk :
oke yang pertama pelajar disini dilarang belajar lewat dari jam 10 malam, kedua
disini itu banyak pelajar bunuh diri karna depresi akibat sekolah 15 jam
perhari dan yang ketiga banyaknya orang yang tidak percaya diri karena mata
yang terlalu kecil atau rahang wajah yang terlalu besar dan memilih jalan
alternative yaitu operasi plastik.
Sica :
bentar deh.. kan disini itu banayk pelajar yang bunuh diri karna depresi. Kamu
gak depresi apa, sekolah sampai 15 jam perhari.
Jong suk :
untungnya sih enggak.
Sica : kamu
kuat ya. Aku aja gak bisa ngebayangin rasanya.
Jong suk :
kamu mau ke Pulau Jeju sama aku ?
Sica : apa ?
kamu ngajak aku ? kamu serius ?’
Jong suk :
iya aku serius. Kamu mau ?
Sica : mau
banget.
Jong suk :
oke kita berangkat besok. Aku jemput kamu di hotel.
Sica : oke
Ransel mungil dan camera menemani perjalanan ku ke pulau jeju
bersam jong suk, jong suk tidak pernah mau jika aku yang membayar ongkos
perjalanan kami.
Sica :
makasih banget loh. Kamu udah ngajakin aku dan bayarin ongkos aku.
Jong suk :
gak papa kok.
Sica :
keiistimewaan Pulau Jeju itu apa sih ? kok banyak drama korea yang mengambil
tempat di Jeju.
Jong suk :
disini itu pemandangan pantainya bagus banget dan disini banyak kisah kuno yang
menarik.
Sica : kamu
suka kisah kuno ya ? kita sama dong
Jong suk :
kamu juga suka ?
Sica : aku
suka banget
13 jam kemudian
Jong suk :
kita udah sampai nih..
Sica : gak
terasa ya udah 13 jam berlalu
Jong suk :
iya
Sica : kita
nginap dimana nih. Udah malem
Jong suk :
tenang aja, aku udah booking tempatnya
Sica: ooh,
makasih loh
Jong suk :
kamu gak bosan apa bilang terima kasih terus. Gak papa kali
Sica : yakan
kita belum terlalu kenal satu sama lain, kamu udah baik banget sama aku.
Jong suk :
ya udah deh. Kamu laperkan ? kita makan yuk
Sica : yuk.
Tapi kali ini aku yang bayarin makanannya. Gak boleh nolak
Jong suk :
iya iya
Di Restoran..
Sica : (jong
suk memandang sica) kamu kok ngeliatin aku terus. Aku jadi canggung nih
Jong suk : dangsineul saranhaeyo sica shi
Sica: mwo ?
Jong suk : saranghae
Sica : kamu
gak bercandakan ?
Jong suk :
aku serius sica, kamu mau gak jadi pacar aku ?
Sica :
karena sejak pertama ngeliat kamu aku nyaman sama kamu, Jawaban aku nado saranghaeyo
Malam berlalu pantai menjadi saksi bisu kisahku dan jong suk
dimulai.. Paginya
Jong suk :
(membunyikan bel kamar)
Sica : annyeonghaseyo jong suk shi (membuka
pintu)
Jongsuk : annyeong. Yuk kita jalan-jalan
Sica : oke.
Di jalan…
Jongsuk : kita
mau kemana nih?
Sica :
terserah kamu aja.
Jong suk :
kita ke toko souvenir aja gimana ?
Sica : oke
Jong suk :
kamu mau liat foto-foto keluarga aku.
Sica : mau
mau
Jong suk :
(memberikan hp nya) kamu pegang hp aku ya. Aku mau beli minuman untuk kita
Sica : iya.
Melihat isi galeri di hp jong suk
Sica :
cantik juga ibu jong suk, pantesan dia tampan. (terkejut) loh kok dia di rawat
di rumah sakit. Apa dia sakit ?
Jong suk :
hei..
Sica : ihh
kamu nih ngagetin aja
Jong suk :
kamu kok bengong dari tadi aku liatin
Sica : gak
kok, aku gak bengong
Jong suk :
ya udah deh. Nih minumannya
Sica :
kamsahamnida
Jong suk :
kita lanjut ke tok souvenir
Di took..
Sica : wow
bagus banget barang-barangnya
Jong suk :
kamu mau yang mana ?
Sica : aku
mau yang couple, untuk kita.
Jong suk : yang
gimana ?
Sica :
gantungan hp. Yang merah untuk aku yang biru untuk kamu
Jong suk :
bagus kayaknya
Sica : kamu
suka ?
Jong suk :
aku suka.
Sica : jeongmalyo
Jong suk : ne uri yeobo (sambil nyubitin pipi
sica). Oh ya udah mau larut nih, kita harus balik ke Seoul
Sica : ooh
ya. ayuk
Di kapal..
Jong suk :
awwh (merintih kesakitan)
Sica : kamu kenapa
?
Jong suk :
gak papa kok, cuma sakit perut biasa
Sica :
serius cuma sakit perut biasa ? kamu gak bohong kan ?
Jong suk :
serius. Aku gak bohong
Sica : mau
aku ambilin obat.
Jong suk :
Cuma sakit perut biasa kok, gak perlu minum obat.
Sica :
serius nih
Jong suk :
iya serius
Sica : ya
udah istirahat gih.
Beberapa hari setelah pulang dari jeju aku mulai curiga
dengan jong suk, dia mulai gak pernah nemuin aku, gak pernah balas chat atau
line aku seakan dia telah ditelan bumi dan itu membuatku berniat untuk
kerumahnya karena hari ini adalah hari aku untuk pulang ke Indonesia
Sica : annyeonghaseyo
Ibu : ne. sica ya, ayo masuk
Sica :
dimana jong suk eommoni? Kenapa hpnya
tidak aktif ?
Ibu : ayo
ikut ibu.
Sica :
kemana ?
Ibu : disana
nanti ibu jelasin semuanya
Entah ini benar atau tidak ibu jong suk membawaku kerumah
sakit, saat itu juga perasaanku gak enak.
Sica :
kenapa ibu membawaku kesini ?
Ibu : kamu
lihat saja nanti.
Terlihat dari luar
ruangan ICU terbaring jong suk dalam keadaan koma dengan wajah yang pucat
Sica : jong
suk kenapa? Kok dia disana ?
Ibu : dia jong
suk memiliki kanker hati stadium akhir
Sica :
kenapa dia tidak pernah memberitahu aku tentang penyakitnya ?
Ibu : karena
dia ingin hari-hari terakhirnya indah bersamamu sica. Dia ingin ibu memberikan
ini padamu
Sica : apa
ini ?
Ibu : kamu
akan tahu saat kamu membukanya. Tapi dia ingin kamu membukanya saat sudah di
Indonesia
Tak lama terdengar kode biru dari ruang ICU, para dokter dan
suster berlari ke ruang ICU. Terlihat dari kaca ruangan, computer penanda
denyut jantung jong suk hanya garis lurus saja. Mulai terasa aneh dan tidak
percaya bahwa jong suk telah pergi meninggalkanku, air mata mengalir dari pipi
ibunda Jong suk.
3 hari kemudian di jakarta
Semenjak
kepergian Jong suk, hidupku mulai hambar seperti sayur tanpa garam. Dan
sekarang aku mulai memberanikan diri untuk membuka amplop yang diberikan ibu
Jong suk saat di rumah sakit
Sica :
ternyata ini yang ingin kamu berikan padaku jong
suk shi, kenangan kita di Jeju di tempat yang paling bersejarah untuk kita.
Isi suratnya
:
Dear sica,
Saat
pertama kali aku melihatmu, terpancar wajah yang sangat familiar dari wajahmu.
Dulu aku pernah bermimpi bertemu seorang bidadari yang sekarang wajahnya tampak
jelas ketika aku melihatmu. Saat kita di Pulau Jeju, aku merasa sangat senang
saat aku bisa mengungkapkan semua isi hatiku untukmu. Na jeongmal saranghaeo, Pulau Jeju adalah tempat paling berkesan
diingatanku bersamamu dan souvenir yang kita beli bersama akan menjadi kenangan
terindah untukku. Maaf karena aku tidak pernah menceritakan tentang penyakitku,
aku tidak ingin kisah cinta kita terhenti akibat kamu cemas dengan penyakitku.
Tapi sekarang aku berada di dunia yang dimana aku selalu bisa melihatmu
dimanapun kamu berada, kisah kita terukir permanen disini.. dihatiku. Don’t
forget it.
Lee jong suk
Saranghae sica
Sica :
kenapa ini. Kenapa pangeran dimimpi aku tampak jelas sekarang. Itu kamu jong
suk
Apakah ini emang jalan cintaku. But thank god for having found me with my dream
Prince.
Keterangan
bahasa :
Na
jeongmal saranghaeyo : aku sangat mencintai mu
Neo
gwenchanha : kamu tidak apa-apa
Na
gwenchanha : aku tidak apa-apa
Gomawoso
: terimakasih
Pap
: nasi khas korea
Eommoni : ibu
Dangsineul
saranghaeyo : aku jatuh cinta padam
Ne
: iya
Jeongmalyo : sungguh
Uri yeobo : sayangku
kamsahamnida : terimakasih
Langganan:
Postingan (Atom)